Cendekiamanah.sch.id, Depok-Tentu saja sebagai seorang hamba yang menyandang status manusia yang tidak lepas dari kelalaian dan kesalahan merupakan kodrat kita semua, namun bukan berarti lantas tanpa evaluasi. Mengingat sebagian besar kelalaian dan kesalahan memang rentan menghadirkan dosa, tidak menutup kemungkinan juga dosa tersebut dilakukan tanpa lalai dan salah. Inilah yang disebut merupakan turunya kasih sayang Allah SWT dalam beberapa bentuk misalnya saja ampunan.
Ampunan merupakan realisasi nyata dari sifat Al Ghofur (الْغَفُورُ) maha pengampun. Allah SWT tidak segan memberikan segala ampunanya kepada manusia apabila berbuat dosa kepada Nya, namun masih tetap ada exception (pengecualian) yakni dosa yang menyangkut hubungan horizontal antar sesama manusia.
Hubungan antar sesama manusia tentunya harus diselesaikan secara gentle artinya saling memaafkan diantara mereka apabila ada hal yang tidak sesuai. Oleh sebab itu, mengapa diturunkanya beberapa fadhilah (keutamaan) bulan-bulan yang ada oleh Allah SWT?Jawabnya sebagai reminder terhadap seluruh manusia bahwa ada edisi khusus yang disediakan untuk dapat dimaksimalkan dalam meminta ampunan.
Tidak terkecuali dengan bulan rajab, rajab menjadi bulan yang istimewa diantara bulan-bulan lainya. Karena saking istimewanya, Allah SWT memberikan ampunan selebar-lebarnya di bulan ini kepada seluruh manusia agar nantinya dapat bertaubat. Tentu saja antara memohon ampunan dan bertaubat saling berkaitan walaupun keduanya memliki dimensi berbeda. Tentu saja ending dari memohon ampunan adalah taubat dengan tidak sesekali pun melakukan hal yang sama dikemudian hari alias menyesal.
Imam Suyuti dalam Jamiul Hadits meekomendasikan untuk memperbanyak istighfar pada bulan rajab, karena sesungguhnya pada bulan yang sedemikian itu Allah SWT memberikan dispensasi besar-besaran dari kobaran api neraka bagi siapa saja yang mau dengan tulus ber-istighfar. Istighfar mempunyai lafadz yang berbeda-beda namun maknanya tetap sama yakni meminta ampunan. Ada juga yang menggunakan sayyidul istighfar :
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلَّا أَنْت
خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ
وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِي
فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Boleh juga menggunakan istighfar yang singkat yakni أستغفر الله.
Imam Abdul Hamid Asy Syafi’i dalam Kanzun Najah Wassurur menyatakan bahwa rajab merupakan bulan mulia yang mana didalamnya terdapat pahala yang besar khususnya pada ibadah puasa dan istighfar, bertaubat dari segala dosa sampai segala doa akan diterima pada malam harinya.
Syeikh Abdul Qodir Jaelani dalam Al Ghaniah mengemukakan bahwa rajab adalah bulan ampunan, sya’ban bulan pertolongan sedangkan ramadhan adalah bulan berlipat gandanya amal kebajikan. Adapun lailatul qadar merupakan malam turunya Rahmat dari Allah SWT. Dalam hadits :
لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).
Rahmat sangat kita butuhkan, oleh karenanya hidupkan rentetan event dispensasi dari Allah SWT mulai bulan rajab sampai ramadhan nanti. (aa).