Cendekiamanah.sch.id, Depok-Rajab merupakan satu dari beberapa bulan yang dimuliakan oleh Allah, lantas dengan mulianya bulan ini banyak para ulama’ mendefinisikan bulan ini sebagai bulan yang teramat istimewa melalui beberapa pendapat secara definitif mengacu pada untaian fadhilah didalamnya.
Sayyid Bakr dalam Ianathutthalabin menyatakan bahwa dimuliakanya bulan ini karena bangsa arab sebagian besar memuliakanya dengan rasa riang lebih semarak daripada bulan lainya. Disamping pihak pada bulan rajab para syaitan dan iblis dibelenggu oleh Allah SWT karena begitu sayangnya Allah SWT kepada para ulama’ dan sholihin.
Patokan mengapa bangsa arab memang diluar kebiasan dari sebagian besar penduduk di sebuah negara tertentu, namun patut kita garisbawahi bahwa bangsa ini merupakan alasan Rasulullah SAW diturunkan ke dunia sebab rusaknya akhlaq bangsa ini ketika itu, namun dengan kesucian nabi itulah kawasan arab juga ikut mulia hingga akhir zaman.
Nabi dengan kejadian maha dahsyat sebagai tonggak sejarah diwajibkanya shalat 5 waktu. Rasulullah SAW menaruh simpati atas peristiwa bersejarah ini dengan adanya beberapa diskon dari Allah SWT tentang shalat yang semula totalnya 50 waktu, lantas ketika Rasulullah SAW turun ke bumi beliau bertemu dengan beberapa nabi lantas meminta kemurahan Allah SWT. Sehingga jadilah shalat 5 waktu yang kita kerjakan sekarang. Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya apabila shalat tetap 50 waktu?
Imam Ibnu Rajab Al Hambali dalam Lathoiful Ma’arif bulan rajab dimuliakan oleh Allah karena bertepatan pada bulan ini sebagian besar malaikat tiada henti-hentinya bertasbih menyebut asma (nama) Allah SWT.
Imam Abu Muhammad Hasan Bin Abi Thalib dalam fadhoili syahru rajab menyatakan bahwa rajab mulia karena menjadi rentetan bulan yang membersamai bulan mulia lainya yakni sya’ban dan ramadhan.
Sya’ban dan ramadhan memanglah bulan mulia sehingga apa-apa yang menyertainya juga ikut mulia, sedemikian rupa rajab yang merupakan bulan yang yang membuka kedua bulan tersebut mulia dengan mulianya mereka. Kaidah fiqih
التا بع التا بع
“yang mengikuti sesuai dengan apa yang diikuti”.
Oleh karenanya, tidak ada alasan apabila kita tidak memuliakan bulan rajab ini dengan segala macam kegiatan rutinitas yang positif tentu saja apabila positif maka akan bernilai ibadah. Boleh juga dengan cara mengisinya dengan qiroatul quran, puasa, dzikir, sholawat dan aktivitas lainya. Minimal apabila kita tidak mampu mengerjakanya jangan sampai mengotori bulan ini dengan kegiatan negatif. Wallohu a’lam. (aa).